Masih segar dalam ingatan, sekitar pertengahan tahun 2025 kemarin, jagad maya digemparkan dengan fenomena grup Facebook ‘Fantasi Sedarah’—grup yang tidak perlu dideskripsikan, karena saya yakin teman-teman sudah tahu tentang apa isinya.
Secara sekilas, dari namanya saja memang sudah bikin kita ngeri dan merinding. Celakanya, grup seperti ini tidak hanya satu-dua jumlahnya, tetapi banyak dan masing-masing mempunyai anggota ribuan di dalamnya.
Sebagai seorang ibu, saya sama sekali tidak habis pikir, kok bisa ada orang yang tega berbuat setidak manusiawi itu kepada keluarga kandungnya sendiri. Parahnya lagi, kebanyakan korban kejahatan seksual ini adalah anak-anak dan perempuan—walaupun ada juga korban laki-laki.
Keluarga, apalagi kandung atau darah daging sendiri, seharusnya menjadi ruang aman dan nyaman bagi anak. Setuju? Tetapi faktanya, di sekitar kita banyak sekali anak yang menjadi sasaran para predator seksual.
Hampir setiap hari kita disuguhi berita tentang kejahatan seksual pada anak. Miris, prihatin, geram dan takut, semua bercampur menjadi satu. Rasanya tidak ada ungkapan negatif yang mampu mewakili atau pantas dilontarkan atas perilaku keji ini.
Berangkat dari Keresahan
Hana Maulida Menginisiasi Gerakan Kakak Aman
Kita semua sepakat bahwa kekerasan seksual kepada anak adalah kejahatan yang sangat buruk dan tidak manusiawi. Kita bisa meluapkan kemarahan dengan mengutuk pelakunya di dalam hati. Tetapi, bagaimana selanjutnya? Apakah anak-anak akan aman dan tidak lagi menjadi korban kekerasan seksual?
“Kita semua sepakat kita sebel sama kasus-kasus itu. Tapi apa gitu selanjutnya? Kita ini bisa apa? Apakah hanya diam dan menyaksikan, sementara anak-anak Indonesia anak-anak kita di luar sana itu tumbuh berkembang setiap harinya tanpa ada yang memberitahu mereka, gimana caranya melindungi dirinya sendiri dari kekerasan seksual?” — Hana Maulida
Keresahan demi keresahan inilah yang menggerakkan hati Hana Maulida, seorang perempuan tangguh dari Serang, Banten. Ia tidak kuasa melihat anak-anak yang menderita, terluka dan depresi akibat kejahatan seksual. Ia tidak tahan melihat pemberitaan media massa maupun sosial yang terus menyajikan kasus-kasus pelecehan seksual pada anak.
Maka, Hana Maulida bergegas menemui dua temannya yang berprofesi sebagai guru. Tak disangka, kedua temannya memiliki keresahan yang sama. Tidak sedikit luka dan derita yang dialami anak-anak akibat kekerasan seksual.
Dari pertemuan ketiganya, lahirlah tekad untuk menghentikan dan melindungi anak-anak dari kejahatan seksual. Berawal dari tekad inilah Hana Maulida menggagas Gerakan #KakakAman, bersama kedua temannya, Nining Fatmawati dan Nining Fatimah, pada Januari 2023.
“Gerakan #KakakAman adalah gerakan yang digagas karena keresahan bersama atas maraknya kasus kekerasan seksual pada anak. Gerakan ini berfokus pada upaya pencegahan kekerasan seksual pada anak melalui pendidikan seksual yang interaktif dan menyenangkan.”
Edukasi Sejak Dini, Cara Kakak Aman Melindungi
Hari itu ada yang tidak biasa di SDN Buah Gede, Serang, Banten. Di balik dinding kelas, anak-anak terlihat antusias menyimak cerita kakak relawan yang berdiri di hadapan mereka. Tidak hanya itu, mereka juga diajak bernyanyi, bermain dan berdiskusi. Itulah langkah awal Gerakan #KakakAman.
Sebagai perwujudan tekad mencegah kekerasan seksual pada anak, Hana Maulida bersama Kakak Aman merangkul anak-anak, menjadi ruang aman ketika ancaman kejahatan seksual mengancam, bahkan tak jarang dilakukan oleh anggota keluarga terdekat.
Kakak Aman punya cara tersendiri untuk melindungi anak-anak yakni mengedukasi sejak dini. Itulah mengapa Kakak Aman melakukan edukasi dimulai dari anak usia dini hingga jenjang yang lebih tinggi yakni sekolah menengah. Caranya pun menarik dan interaktif, sehingga anak-anak tetap bisa belajar tentang pendidikan seksual tanpa unsur-unsur pornografi.
Memberikan pendidikan seksual dan pencegahan kekerasan seksual kepada anak membutuhkan pendekatan tersendiri. Untuk itu Kakak Aman memilih metode storytelling (cerita dongeng), games (permainan), dialog interaktif atau diskusi, bernyanyi dan menari, serta fun worksheet.
Anak-anak diajarkan untuk mengenal anggota tubuh mereka sendiri, mana saja anggota tubuh yang bersifat privasi dan tidak boleh dilihat atau dipegang orang lain, serta apa yang harus dilakukan jika menghadapi situasi sulit, tidak nyaman dan mengarah pada pelecehan seksual.
Melalui gerakan ini, Kakak Aman berharap masyarakat bisa memahami bahwa edukasi seksual adalah kebutuhan anak yang harus diajarkan sejak dini, demi melindungi mereka dari situasi-situasi sulit terutama yang berkaitan dengan kejahatan seksual.
Perjuangan Tidak Mudah, Tantangan Nyata di Depan Mata
Dalam perjalanannya, Gerakan Kakak Aman tidak selalu berjalan mulus. Pada awal gerakan ini dimulai, mereka harus berhadapan dengan stigma masyarakat yang masih menganggap pendidikan seksual adalah hal tabu dan tidak sepatutnya diajarkan kepada anak-anak.
Butuh perjuangan keras untuk membuat masyarakat menerima dan meyakinkan bahwa edukasi yang disampaikan telah disusun sedemikian rupa sehingga sesuai untuk anak di segala usia. Hana Maulida bahkan juga berkonsultasi dengan psikolog dan tenaga ahli di bidangnya dalam menyusun media pembelajaran. Lama-lama masyarakat mulai mengerti dan menyadari pentingnya gerakan ini.
Tantangan lain yang harus dihadapi adalah kurangnya sumber daya. Tidak bisa dipungkiri, sebagai ASN Dinas Perlindungan Anak dan Perempuan, Hana tidak bisa meluangkan waktu sepenuhnya untuk Kakak Aman. Begitu pula dengan kedua temannya yang sehari-hari mengajar di sekolah.
Ini artinya dibutuhkan banyak relawan yang harus terlibat. Belum lagi kebutuhan sarana belajar yang tentu saja membutuhkan biaya. Beruntung dukungan untuk Kakak Aman terus mengalir dari berbagai arah sehingga Gerakan Kakak Aman bisa terus berkembang sampai sekarang dan berdiri sendiri menjadi Yayasan Kakak Aman Indonesia.
Tumbuh dan Berdampak, Kakak Aman Hadir untuk Seluruh Anak Indonesia
Bermula dari kantor sekretariat yang kecil, seiring berjalannya waktu Yayasan Kakak Aman Indonesia terus berkembang hingga kini telah memiliki 55 orang relawan. Mereka bekerja dengan niat mulia, dedikasi dan ketulusan tanpa imbalan jasa, untuk menyebarkan edukasi perlindungan anak dari kekerasan seksual.
Semakin banyak pula sekolah yang mengundang Kakak Aman untuk melakukan sosialisasi kepada anak-anak maupun guru dan tenaga kependidikan. Terhitung sudah lebih dari 4000 anak serta 150 guru dan orang tua yang teredukasi.
Tidak sedikit pula guru yang telah mendapatkan pelatihan menjadi fasilitator Guru Aman di sekolah-sekolah. Dan, sudah lebih dari 17 daerah di Indonesia yang menerima manfaat dari sosialisasi Kakak Aman.
Hana dan Kakak Aman bercita-cita untuk menyebarkan gerakan dan kebermanfaatan ini ke seluruh pelosok Indonesia. Untuk itulah Kakak Aman menyusun dua modul utama sebagai media edukasi, yaitu Modul Edukasi Pencegahan Kekerasan Seksual dan Modul Pendidikan Seksual Komprehensif.
Modul ini bisa didapatkan melalui website resmi Kakak Aman secara gratis. Sementara, media edukasi lainnya seperti poster, boneka, worksheet bisa dibeli melalui website yang sama.
Buah Tulusnya Perjuangan
Apresiasi atas Aksi dan Kontribusi Kakak Aman Indonesia
Ketulusan dan Perjuangan Hana Maulida bersama Kakak Aman pada akhirnya membuahkan hasil gemilang. Sejak berdiri awal 2023 hingga sekarang, Kakak Aman telah meraih berbagai penghargaan.
Pada tahun 2023, Kakak Aman menjadi program terpilih Young South East Asia Leadership Initiatives (YSEALI) dalam program YSEALI Seeds for the Future yang diselenggarakan oleh US. Embassy untuk anak muda se-Asia Tenggara. Kompetisi ini diikuti 800++ pendaftar sampai akhirnya terpilih 16 proyek sosial terbaik.
Di tahun 2024, Hana Maulida selaku penggagas #KakakAman mendapatkan juara pertama ASN Terinovatif Kabupaten Serang dengan inovasi Pendidikan Seksual yang Interaktif dan Menyenangkan.
Yang paling membanggakan, di tahun 2024 Hana Maulida menjadi pemenang utama Astra SATU Indonesia Awards kategori Pendidikan dengan membawa nama Kakak Aman Indonesia.
Dari prestasi ini, Kakak Aman meraih dukungan yang masif dari masyarakat Indonesia serta dukungan finansial dari Astra untuk terus mengedukasi perlindungan kekerasan seksual pada anak.
Terakhir, di tahun 2025 Kakak Aman Indonesia juga menerima apresiasi khusus dari Sekolah Kak Seto sebagai bentuk pengakuan atas komitmen dan dedikasinya untuk melakukan edukasi pencegahan kekerasan seksual kepada anak dan orang tua.
Semoga apa yang dilakukan Hana Maulida dan Kakak Aman Indonesia turut memantik semangat dan kesadaran dalam diri kita semua untuk ikut berperan aktif dalam upaya pencegahan kekerasan seksual pada anak-anak Indonesia. Semoga!
#APA2025-BLOGSPEDIA
Referensi
- https://kakakaman.id/kakak-aman-indonesia-memeluk-erat-anak-anak-dari-jahatnya-kekerasan-seksual/
- https://kakakaman.id/sejarah/
- https://kakakaman.id/visi-misi/
- https://kakakaman.id/pencapaian/
- https://www.tempo.co/info-tempo/mengenal-hana-maulida-pelindung-kekerasan-seksual-anak-lewat-gerakan-kakak-aman-1995297
- https://www.medcom.id/pendidikan/inspirasi-pendidikan/dN632Bqb-kakak-aman-gerakan-untuk-masa-depan-anak-indonesia-yang-cerah

Post a Comment
Post a Comment