admasyitoh.com

Ikut Eksplor Tempat Wisata di George Town Penang, Kuy!

4 comments

wisata di george town penang
Yeorobun, ada yang mau liburan bareng keluarga atau pasangan? Eksplor tempat wisata di George Town Penang, aja! Ada apa di sana?

Banyak dong! Sebagai kota pusat peradaban dunia (world heritage center), ada berbagai tempat menarik yang bisa kamu kunjungi. Banyak spot yang instagramable dengan nuansa kuno alias jadul, serta sensasi berkelana di masa lalu. Sounds great eh?

Tbh, ini cerita lama sih. Tahun 2017 silam. Tapi sangat berkesan karena jadi pengalaman pertama bagiku–yang ndeso ini–pergi ke luar negeri. Well, yuk simak ceritaku di Penang, Malaysia ini ya!

BERMULA DARI SEMINAR INTERNASIONAL

the 6th icyc

"Alfia tolong disiapkan PPT dan artikelnya untuk diseminarkan ke Malaysia, ya!"

Seminar internasional itu memang bikin kecanduan, yeorobun. Bisa bertemu banyak orang dari berbagai negara, sharing pengalaman dan ide untuk kemajuan riset, serta membangun relasi. Pengalaman yang benar-benar mahal dan berkesan.

Sebagai 'anak kampung' aku begitu gembira sekaligus khawatir ketika dosen pembimbingku, Prof. Hamzah Fansuri, Ph.D., menugaskan untuk seminar ke Malaysia.

Gembira, excited, karena bisa seminar lagi. Ke luar negeri bahkan, walaupun deket-deket sini aja. Sekaligus khawatir, deg-degan, karena takut tidak bisa membawakan hasil riset tim dengan baik dan malah malu-maluin dosen pembimbing.

Sebelumnya aku memang sudah pernah ikut event sejenis. Tapi penyelenggaraannya masih di Indonesia. Seperti ICAST (tahun 2015) dan ISoC (tahun 2016) yang dua-duanya diadakan di Surabaya. ICYC ini adalah konferensi internasional pertamaku di luar negeri.

The 6th ICYC (International Conference for Young Chemists) adalah agenda rutin presented by Universiti Sains Malaysia (USM). Sebuah konferensi antar negara bagi para ilmuwan kimia muda. ICYC keenam ini diselenggarakan di Hotel St. Giles The Wimbley, Penang. 

st giles the wimbley hotel

Yeorobun, kamu mungkin penasaran, apa saja yang dilakukan selama seminar dan buat apa seminar ini diadakan. Banyak ya! Yang jelas, seminar atau konferensi ilmiah pasti identik dengan presentasi langsung (oral presentation) hasil penelitian yang dilakukan. Kamu harus menyiapkan artikel ilmiah untuk diterbitkan dalam prosiding seminar, sekaligus materi Power Point untuk media presentasi.

oral presentation

menu halal food

Kegiatan seperti ini penting dan sering diadakan oleh para saintis di seluruh dunia. Sebab, kewajiban ilmuwan bukan cuma riset di laboratorium. Tapi juga harus publikasi hasil temuannya pada khalayak luas demi kemajuan peradaban umat manusia.

Nah, melalui seminar atau konferensi, para ilmuwan bisa membagikan hasil temuan mereka di lab. Sekaligus menerima masukan, kritik dan saran dari ilmuwan lainnya untuk kelanjutan dan kemajuan riset yang dilakukan.

Then, apakah aku ilmuwan? Absolutely, nope! Aku cuma mahasiswa biasa. Dosenku yang kimiawan.

Aku cuma mahasiswa beruntung, yang ketemu supervisor (dosen pembimbing) super keren dan sangat baik hati. Dosen yang selalu memberi kesempatan dan mendorong anak bimbingnya untuk berkembang, maju dan terbang tinggi.

Segala biaya yang aku butuhkan untuk akomodasi selama di Penang, mulai dari registrasi seminar sampai living cost di sana, ditanggung sepenuhnya oleh dana penelitian dosen. 

Kewajibanku cuma mengikuti rangkaian acara seminar dengan sebaik mungkin–harus baik, biar tidak jadi aib karena sebetulnya aku mewakili dosen pembimbing. Dan, biar nggak rugi lah, udah dibayarin masa malu-maluin!

Next, tidak cuma presentasi Power Point, ada juga presentasi poster (poster presentation). Kalau yang ini tidak perlu membuat artikel dan Power Point, karena presentasinya langsung dari poster yang sudah disiapkan.

Nah, biasanya yang berat–buat mahasiswa–adalah yang oral presentation. Sebab, bukan cuma presentasi, kamu juga harus tanya-jawab tentang riset yang kamu lakukan. Singkatnya, mempertanggung jawabkan artikel dan Power Point yang kamu buat. Kadang harus berdebat juga dengan sesama ilmuwan lain yang mungkin tidak sependapat atau punya dasar teori lain. Dan, harus pakai Bahasa Inggris, ya! Use international language!

Tapi… Tapi… Seminar internasional tidak sehoror dan semonoton itu, kok. Tetap ada yang seru dan menyenangkan seperti fun games, gala dinner dan trip ke destinasi wisata tujuan di kota tempat terselenggaranya acara.

gala dinner

WORK HARD, PLAY MORE!

Aku beruntung ICYC diadakan di kota George Town, pusat sekaligus ibukota negara bagian Penang. Pasalnya, George Town adalah salah satu kota yang ditetapkan oleh PBB sebagai world heritage center alias pusat warisan dunia.

Jadi, aku bisa nyambi jalan-jalan di sela-sela jadwal seminarku yang lumayan padat, dari pagi hingga petang. Sebagai mahasiswa aku tetap harus menjalankan tugas dan kewajibanku. Tapi sebagai anak muda, refreshing alias healing di tengah berjibaku dengan lab riset dan buku, adalah jalan ninjaku.

Prinsipku adalah work hard, play more! Semakin banyak aku bekerja keras, aku harus lebih banyak bermain supaya kerja kerasku tetap bikin akalku waras, yeorobun! 

Hiburan paling sederhana yang aku lakukan biasanya nonton film oppa-oppa atau drama Korea. Tapi kalau bisa main dan jalan-jalan, ya kenapa tidak? So, ikuti petualanganku sampai habis ya...

work hard play more

jalan-jalan sambil seminar

1. Perjalanan ke Penang

Keberangkatanku dari Juanda (SUB) ke Penang (PEN) harus transit dulu di Kualanamu (KNO), Medan. Sebetulnya ada penerbangan yang bisa direct dari SUB ke PEN. Tapi, saat itu yang lagi promo (paling murah) adalah Lion Air, transit via Kualanamu.

Ada beberapa rute yang bisa kamu tempuh dari Surabaya ke Penang. Bisa direct, atau transit. Tinggal pilih mau transit di mana. Di Cengkareng (CGK) Jakarta, Kuala Lumpur KLIA (KUL) Malaysia, atau Changi (SIN) Singapura. Bahkan sekarang ada yang transitnya di Hongkong (HKG). Sesuaikan saja dengan tanggal, budget, promo dan maskapai yang tersedia.

Surabaya ke Medan butuh waktu sekitar tiga jam di udara. Selanjutnya, aku transit selama kurang lebih tujuh jam di Kualanamu. Lama banget ya? Iya.

Fortunately, Kualanamu termasuk salah satu bandara keren di Indonesia yang besar dan fasilitasnya lengkap. Jadi waktu tujuh jam bisa aku habiskan sambil jalan-jalan di dalam bandara, makan, mengoreksi Power Point presentasi, sampai akhirnya aku ketiduran di lounge yang super empuk dan nyaman.

kualanamu medan

Kalau dari Medan ke Penang sendiri cuma butuh, yah, nggak sampai sejam lah. Total sekitar 50 menit (ini mengudara cuma 30 menitan kayaknya). Like, baru aja mau lepas seatbelt buat ke toilet, eh udah disuruh pasang lagi. Nyuuut! Dah nyampe.

Nah, yang bikin aku agak kaget waktu itu adalah iklim dan cuaca di Penang yang lumayan panas. Tidak jauh beda dengan Surabaya. Sumuk dan hangat. Mungkin karena waktu itu bulan Agustus, pas matahari lebih banyak menyinari belahan Bumi bagian utara.

Yang jelas, begitu keluar dari pesawat dan menginjakkan kaki di Penang International Airport, hawa panas dan gerah langsung terasa.

tiba di bandara int'l penang

Saat mendarat di bandara, aku langsung disambut dengan petugas imigrasi yang tegas tapi ramah. Momen melewati gerbang imigrasi memang selalu bikin deg-degan bagiku. Entah kenapa. Walaupun sudah menyiapkan segala berkas, lengkap tidak ada yang tertinggal, tetap rasanya waswas tiap melalui pintu imigrasi.

Syukurlah semua berjalan lancar. Aku bisa lolos dengan mudah setelah menunjukkan paspor dan surat tugasku dari kampus.

Berikutnya, aku menuju arrival room dan mendapati pemandangan yang sangat berbeda. Banyak kios oleh-oleh khas Penang, termasuk tempat makan dan outlet seluler yang menjual berbagai jenis kartu perdana internet prabayar. Pilih saja sesuai kebutuhan.

Oiya, di sini kamu juga bisa mengambil brosur (atau pamflet ya istilahnya) yang berisi informasi lengkap seputar heritage di Penang. Mulai dari lokasi tempat wisata, peta kota George Town komplit dengan rute transportasi umum, gedung pemerintahan hingga nomor-nomor telepon penting.

lounge penang int'l airport

Penang juga merupakan salah satu tujuan wisata andalan di Malaysia, brosur ini cukup membantu wisatawan yang berkunjung ke sana.

2. Culture shock

Jadwal seminar sudah full mulai dari pagi sampai petang. Tapi aku masih punya waktu untuk menjelajah kota tua yang konon menjadi kota terbesar kedua di Malaysia ini.

Kalau kataku, George Town adalah Surabaya-nya Malaysia. Kota terbesar kedua di Malaysia yang paling padat penduduknya.

Saking banyaknya penduduk di sini, kamu bisa menemukan berbagai etnis. Mayoritas diwarnai oleh etnis Tionghoa, Melayu dan India. Even tho, kamu masih bisa menemukan jejak kultur budaya lainnya seperti Arab, Thailand, hingga Eropa.

Kehidupan multi etnis saling berdampingan dan harmoni yang membuatku takjub. Pengalaman seperti ini sangat baru bagiku, yang seumur hidup tinggal di Jawa.

Yang paling bikin aku shock adalah dominasi etnis Tionghoa. Etnis yang sepertinya paling banyak berkumpul di bagian ujung utara Malaysia ini. Kondisi ini menurutku sangat berbeda dengan yang pernah aku rasakan di Johor–yang berada di ujung selatan Malaysia.

bangunan bernuansa tionghoa

Nggak masalah. Karena sekali lagi, Malaysia adalah negara yang sangat multietnis. Kamu tahu Upin-Ipin kan? Ya begitulah gambaran kehidupan asli di sana sehari-hari.

Karena multietnis, masyarakat setempat menggunakan berbagai bahasa dalam keseharian mereka. Bahasanya gado-gado, campur-campur.

Tapi, khusus di sini, di Penang, dominasi Chinese culture begitu kental terasa. Kamu bisa menemukan rumah makan, penginapan, ruko atau bangunan lain, dengan nuansa Cina kuno di sepanjang jalan manapun yang kamu lalui.

Restoran Chinese cuisine juga menjamur di kota ini. Banyak sekali dan saling berdampingan. Orang-orang di jalanan banyak yang berkulit putih dengan mata sipit. Bahkan, transaksi di mall pun lebih sering pakai bahasa Mandarin.

Saranku, kalau belanja di mall lebih baik pakai bahasa Inggris deh–kalau kamu tidak bisa Mandarin. Jangan pakai bahasa Indonesia, karena dari pengalamanku kebanyakan pedagang di sini orang Tionghoa, bukan orang Melayu.

Beda dengan ketika di Johor. Aku pakai bahasa Indonesia pun mereka bisa memahamiku, karena bahasa Melayu dan Indonesia masih serumpun.

Penginapan tempat aku tinggal pun pemiliknya orang Tionghoa, yeorobun. Letak bangunannya juga diapit restoran dan ruko-ruko bernuansa Chinese. Tiap hari dengar orang ngobrol pakai bahasa Jackie Chen. Alamaak!

kimberley house penang

3. Nuansa tempo dulu

Yeorobun, tidak salah kalau UNESCO menetapkan George Town, Penang sebagai pusat warisan dunia sejak tahun 2008. Pasalnya, banyak sekali bangunan kuno yang masih tegak berdiri dan terjaga kelestariannya hingga sekarang.

bangunan tempo dulu

Nuansa tempo dulu begitu merasuk sanubari ketika kamu menjelajahi kawasan negara bagian Malaysia satu ini. Bangunan gaya retro Eropa seolah melebur jadi satu satu dengan kultur masyarakat asli. Tidak hanya itu, keberadaan kuil-kuil Tionghoa dan Hindu, serta masjid-masjid sarat sejarah, juga turut menjadi saksi adanya asimilasi budaya di kawasan ini.

Meski sudah banyak gedung-gedung tinggi seperti hotel berbintang, mall dan apartemen, bangunan-bangunan kuno ini tetap dipertahankan agar tidak menghilangkan karakter asli masyarakat setempat yang kaya budaya. Keunikan ini pula yang menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan mancanegara.

Aku seperti tersihir dan terus-terusan dibuat kagum, terkesima, dengandenga atmosfer tempo dulu yang hampir ada di seluruh penjuru kota. Sepanjang jalanan tidak berhenti toleh kanan-kiri menikmati jejak masa lalu yang begitu kentara. Bagi pecinta sejarah, berkunjung ke kota ini pasti betah.

bangunan gaya retro vintage

Sayangnya aku tidak banyak mengabadikan suasana ini dalam foto. Tidak sempat memikirkan foto, karena terlalu sibuk dan asyik menikmati suasana. Padahal banyak sekali spot foto yang menarik.

TEMPAT WISATA DI GEORGE TOWN PENANG

Begitu banyaknya tempat bersejarah di Penang, sampai-sampai aku bingung harus merekomendasikan yang mana, yeorobun. Yang paling terkenal sebetulnya ada Kek Lok Si Temple. Sebuah kuil atau vihara Budha yang terletak di Air Itam, Balik Pulau. Sayangnya lokasi ini jauh dari pusat kota George Town.

Jadi, mari kita persempit lokasi-lokasi wisata yang ada di George Town saja, ya! Ada apa aja? Berikut ini daftar beberapa tempat wisata di George Town, yang menarik dan haram kamu lewatkan!

1. Kapitan Keling Mosque

Terletak di Jalan Kapitan Keling, sebuah masjid megah dibangun pada tahun 1803 oleh seorang kapten India-Muslin bernama Kapitan Keling Kadir Maydin Merican. Di lokasi ini, selain makam beliau, terdapat rumah-rumah anggota keluarga atau keturunan Kapitan Keling yang masih bertahan sampai sekarang, lo.

masjid kapitan keling

Sejuk, damai dan megah. Itulah kesan pertama yang aku rasakan ketika mengetahui masjid ini.

2. Pinang Peranakan Mansion

Mulanya bangunan ini adalah kediaman milik seorang kapten Cina bernama Chung Keng Kwee. Dibangun tahun 1890an, tetapi kemudian dijadikan museum dan dibuka untuk umum. Memamerkan banyak koleksi properti antik yang dulu dipakai oleh bangsa Peranakan di Penang, yaitu keturunan campuran Melayu, Tionghoa, Eropa, bahkan India dan Jawa.

3. Sri Maha Mariamman Temple

Konon, kuil ini adalah kuil Hindu tertua di Penang. Pertama kali dibangun tahun 1790an, lalu diperluas tahun 1933. Karena letaknya tidak jauh dari lokasi Kapitan Keling Mosque, kawasan ini disebut sebagai Street of Harmony.

4. Central Fire Station

Bangunan ini bukan pangkalan pemadam kebakaran biasa. Sebab, gedungnya dibangun sejak 1909. Sudah pasti gedungnya khas bergaya retro. Dengan cat warna putih dan merah, gedung ini terlihat sangat menarik di sekitar bangunan lain di sekelilingnya.

central fire station

5. GTWHI

Singkatan dari George Town World Heritage Incorporated. Awalnya bangunan ini adalah sebuah klinik, lalu berubah jadi barbershop dan terus berubah fungsinya hingga tahun 2003 direnovasi menjadi lebih baik. Sekarang menjadi gedung pemerintahan yaitu pusat agensi warisan dunia di Penang (Penang's State Agency for Heritage).

george town world heritage inc

6. Fort Cornwallis

Dibangun tahun 1786 sebagai saksi Perang Dunia II di kawasan Malaka. Di dalam benteng ini ada parit bata yang dibangun sekitar tahun 1800an dan selesai dibangun sepenuhnya pada 1922. Agak horor dan bikin merinding, tapi layak dikunjungi.

7. Esplanade

Masyarakat setempat menyebutnya Padang. Lokasinya tidak jauh dari Fort Cornwallis dan masih bernuansa tempo dulu. Saat ini Esplanade menjadi pusat perayaan dan pementasan seni, seperti Imlek dan Bon Odori. Pemandangannya menarik karena terletak di tepi pantai, sehingga berhadapan langsung dengan lautan Hindia. Dari lokasi ini, kamu wisatawan bisa melihat gedung City Hall dan Town Hall yang jaraknya sangat dekat.

8. Campbell Street Market

Terletak di Lebuh Campbell dan konon menjadi salah satu pasar tertua di George Town yang dibangun tahun 1900an. Pintu gerbangnya berupa gapura gaya Eropa yang dicat putih bersih.

9. KOMTAR

Singkatan dari Kompleks Tun Abdul Razak (salah satu perdana menteri terdahulu). Diklaim sebagai gedung tertinggi di Penang. Berupa menara yang menjadi pusat kehidupan modern di Penang. Di kawasan ini ada pusat perniagaan seperti mall Komtar, 1st Avenue Mall, Galaxy Mall, restoran, pusat bisnis hingga skywalk.

10. Wisata kuliner

Nah, jangan lupa mencoba kuliner khas Penang. Alih-alih nasi lemak, Penang terkenal dengan kuliner khasnya yaitu Nasi Kandar. Nasi putih yang disajikan dengan berbagai jenis kari. Lauknya komplit, mulai dari nasi, seafood, telur, sayur, kuah sambal dan lain sebagainya. 

Soal rasa, jangan ditanya. Nikmat! Khas bumbu rempah yang melimpah dan kaya rasa. Ada banyak restoran Nasi Kandar di Penang. Yang terkenal di antaranya Restoran Hameediyah, Deen Maju, Line Clear Nasi Kandar, Restoran Deen, Nasi Kandar Merlin, dan Nasi Kandar Beratur.

ADDITIONAL INFORMATION

Yeorobun, masih banyak tempat menarik lainnya yang bisa kamu kunjungi ketika berwisata ke George Town atau Penang. Yang aku sebut di atas hanya beberapa contoh yang sempat aku singgahi. Lainnya bisa kamu kunjungi sendiri bersama keluarga, kawan atau pasangan, ya!

The last but not least, ada beberapa tips dan informasi tambahan dariku sebelum liburan ke Penang.

  • Waktu di George Town dan Surabaya selisih satu jam - tapi matahari di sana sama seperti Jakarta. Artinya, kalau di Jakarta matahari sedang terbit, maka di George Town pun sama. Bedanya, di Jakarta matahari terbit jam 6 pagi, pada saat yang sama di George Town matahari juga terbit tapi waktu sudah menunjukkan jam 7 pagi.
  • Jangan lupa bawa universal travel adapter - alias colokan universal yang punya gigi tiga. Beda dengan di Indonesia, Malaysia pakai colokan listrik yang bergigi tiga. Colokan ini penting sekali, salah satu item yang tidak boleh ketinggalan ketika bepergian. Atau kamu tidak akan bisa mengecas HP andalanmu.
  • Pilih makanan halal dengan hati-hati - mengingat banyak restoran Chinese yang menjamur laksana cendawan di musim hujan. Bagi yang muslim, tidak ada salahnya pilih-pilih restoran dan memastikan halal dan haramnya. Kalau aku lebih memilih restoran India seperti Restoran Kapitan yang memang sudah jelas berlabel halal. 
  • Menginap di kawasan George Town - cari penginapan di kawasan pusat kota George Town sebab kamu bisa dengan mudah mengakses berbagai kawasan. Transportasi umum seperti Rapid Penang pun pangkalannya di sini. Penginapan murah sampai mahal juga tersebar di ibukota Penang ini.
  • Beli paket internet secukupnya - kalau pakai roaming lebih mahal yeorobun. Jadi mending beli kartu baru, lalu pilih paket sesuatu keperluanmu.
  • Bebas visa - setahuku kita bebas berkunjung tanpa visa ke semua negara ASEAN, asalkan jangka waktunya tidak lebih dari sebulan. Jadi kalau cuma liburan beberapa hari ke Penang tidak perlu bayar visa.
  • Dekat dengan Thailand - Penang adalah pulau kecil di ujung utara Malaysia dan berbatasan langsung dengan Thailand. Kalau dari Pulau Pinang kamu bisa memilih, menyeberang ke semenanjung Malaysia, atau lanjut melancong ke Thailand.

Well, sekian cerita petualanganku selama seminar dan jalan-jalan di Malaysia. Kalau ad tempat wisata di George Town Penang yang ingin kamu tanyakan, boleh spill di kolom komentar ya, yeorobun! Selamat berlibur dan bersenang-senang…


Alfia D. Masyitoh
Sometimes you may find me as Marcellina Kim. Lifestyle blogger, content writer and clodi enthusiast who loves EXO Baekhyun and SF9 Rowoon. Part of EXO-L and Fantasy.

Related Posts

4 comments

  1. Aku jadi bayangin kalo Mba Alfia buka jasa paket traveling kayanya bagus tu Mba :) hehehe.

    ReplyDelete
  2. Sepanjang membaca ini aku kok malah kebayang wajah Pak Hamzah Fansuri. Padahal keknya hampir 10 tahun lalu ketemu. Kalo di bawah bimbingan beliau, berarti Mbak Alfia ini termasuk yg jooss joosss... Hehe

    ReplyDelete
  3. Suasana tempo dulunya kerasa banget ya mbak

    ReplyDelete
  4. Tempatnya bagus² mba. Suasana jadulnya berasa sampe sini wkwkw. Eh tp iya lo mba work hard then play hard. Harus balance. Kalo ngga nanti ngga waras 😆

    ReplyDelete

Post a Comment